Gandum merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan roti, kue, sereal, dan bagel. Kandungan nutrisi gandum yang paling utama yaitu karbohidrat. Kandungan tersebut menjadi alasan mengapa banyak negara-negara di dunia menggunakan gandum sebagai makanan pokok mereka karena bisa dijadikan sebagai sumber energi.
Untuk Indonesia sendiri gandum memang bukan menjadi makanan pokok, namun banyak sekali jajanan dari tepung gandum yang bisa dengan mudah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Lantas apa saja kandungan nutrisi pada gandum? Yuk temukan apa saja nutrisi yang terkandung dalam tepung gandum dengan membaca artikel berikut ini.
Kandungan Nutrisi Gandum
Gandum merupakan tanaman serealia tertua dan memiliki banyak sekali jenis. Dari ribuan jenis gandum, yang paling banyak digunakan untuk pembuatan bahan makanan yaitu gandum durum, club weat, dan gandum biasa.
Ketiga jenis gandum tersebut banyak digunakan untuk pembuatan spaghetti, roti, kue, dan produksi tepung. Kandungan nutrisi gandum antara lain adalah karbohidrat, serat, protein lemak, kalsium, fosfor, kalium, magnesium, zat besi, mangan, selenium, vitamin C, vitamin B3, vitamin B1, dan vitamin B2.
Protein gandum masuk dalam jenis protein nabati. Setiap 100 gram gandum utuh setidaknya mengandung protein sebanyak 13 gram. Ini jauh lebih kecil daripada kandungan karbohidrat, karena dalam 100 g gandum mengandung 72 g karbohidrat namun jauh lebih tinggi jika dibandingkan kandungan serat (10.7 g), lemak (2.5 g), dan gula (0.4 g).
Ciri-Ciri Gandum
Pada awalnya semua jenis gandum merupakan biji gandum yang belum digiling. Biji gandum terdiri dari beberapa bagian yaitu endosperm, biji, dan dedak. Ketiga bagian tersebut dilindungi oleh kulit ari. Tanaman gandum memiliki jenis akar serabut dengan batang berbentuk tegak silinder serta memiliki rongga seperti tanaman padi.
Tanaman gandum bisa tumbuh dengan baik di atas lahan yang mengandung solum tanah dalam dan gembur. Di Indonesia, gandum cocok ditanam di daerah dataran tinggi dengan kandungan bahan organik yang cukup.
Proses Pembuatan Tepung Terigu
Biji gandum tidak bisa langsung dikonsumsi begitu saja, akan tetapi melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Proses pembuatan biji gandum akan menghasilkan dua jenis tepung yaitu tepung gandum dan tepung terigu. Yang membedakan antara tepung gandum dan tepung terigu yaitu proses pengolahannya.
Dalam pembuatannya, tepung gandum dibuat dari gandum utuh yang menyertakan kulit dan bagian lainnya. Sedangkan tepung terigu hanya memanfaatkan bagian biji gandum dan endospermanya saja. Berikut ini adalah proses pembuatan tepung terigu.
1. Proses Seleksi
Kandungan nutrisi gandum yang cukup banyak didapat dari proses seleksi yang cukup ketat. Biji gandum yang sudah dipanen akan diklasifikasikan sesuai dengan varietasnya untuk mempermudah proses pengolahan.
2. Pembersihan
Gandum yang sudah diseleksi biasanya masih mengandung kotoran sisa-sisa dari proses pemanenan. Oleh karena itu biji gandum perlu dibersihkan dari benda asing seperti batang tanaman, debu, atau lainnya. Dalam proses ini biji gandum akan diberi cairan khusus supaya kulit ari bisa lebih mudah dibersihkan.
3. Gristing
Proses selanjutnya dalam pembuatan tepung terigu yaitu gristing. Gristing yaitu mencampurkan gandum dengan beberapa jenis gluten atau jenis gandum lainnya yang bertujuan untuk memperoleh kandungan nutrisi gandum yang sesuai dengan kebutuhan.
Contohnya untuk menghasilkan gandum berprotein tinggi, maka akan ditambahkan gluten yang mengandung kadar protein dalam jumlah yang tinggi juga.
4. Penggilingan
Dalam pembuatan tepung, biji gandum akan melalui proses penggilingan atau sering disebut sebagai milling. Proses penggilingan tersebut ada dua tahap yaitu pertama gandum akan dimasukkan ke dalam mesin berbentuk seperti gulungan supaya kulit arinya terpisah, sehingga didapat biji gandum yang berwarna putih.
Agar didapat biji gandum yang putih dan bersih, gandum akan disaring untuk memisahkan biji gandum dengan kulit arinya. Setelah biji gandum bersih, baru masuk ke tahapan kedua yaitu penggilingan biji gandum menjadi serbuk putih dan akhirnya berubah menjadi tepung terigu.
5. Pengemasan
Tahap terakhir dalam proses pembuatan tepung terigu yaitu pengemasan. Gandum yang sudah digiling dan berubah menjadi tepung terigu akan dikemas sesuai dengan jenisnya. Ada tepung terigu jenis protein rendah dan tepung terigu tinggi protein. Keduanya diperuntukkan untuk jenis kue yang berbeda.
Tepung terigu protein rendah biasanya digunakan untuk pembuatan kue-kue bertekstur empuk dengan bahan pengembang berupa baking soda atau baking powder. Sedangkan tepung terigu tinggi protein biasanya dibuat untuk membuat roti bertekstur kenyal dan berkulit dengan bahan pengembang berupa ragi instan.
Olahan Makanan dari Tepung Terigu dan Tepung Tapioka
Terlepas dari banyaknya kandungan nutrisi gandum ada banyak sekali olahan makanan yang bisa dibuat dari tepung terigu, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Misalnya seperti gorengan, kue, roti, dan mie. Tepung terigu biasa diolah bersama dengan tepung tapioka untuk menciptakan tekstur yang diinginkan.
Contohnya dalam pembuatan bakso ikan kombinasi antara tepung terigu dan tepung tapioka akan menghasilkan bakso yang kenyal dan padat. Tepung tapioka memiliki fungsi sebagai bahan perekat, sedangkan tepung terigu bisa membantu meningkatkan volume adonan.
Penggunaan tepung terigu bersamaan dengan tepung tapioka bisa memberikan variasi rasa dan tekstur yang menarik dalam pengolahan makanan. Pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka juga melewati proses yang cukup panjang sama halnya dengan pengolahan biji gandum menjadi tepung terigu.
Salah satu pabrik tepung tapioka di Indonesia yang mampu memproduksi tepung tapioka berkualitas tinggi yaitu PT Melati Putra Jaya. Produksi tepung tapioka yang dihasilkan oleh PT Melati Putra Jaya telah didistribusikan ke seluruh Indonesia untuk berbagai macam kebutuhan baik kebutuhan rumah tangga maupun industri.