Tepung tapioka adalah salah satu bahan yang berasal dari pati singkong. Tepung ini merupakan salah satu yang paling banyak digunakan sehari-hari baik sebagai bahan baku makanan maupun bahan baku produksi berbagai macam produk bermanfaat. Nah, sebenarnya, ada berapa jenis singkong yang kita kenal?

Sebagai salah satu daerah bercuaca tropis, Indonesia menjadi tempat yang baik bagi singkong. Jenis umbi yang satu ini paling banyak ditemukan dan dijadika berbagai macam produk makanan dan tepung seperti tepung tapioka. Ternyata, terdapat setidaknya 10 jenis singkong bahkan ada yang menyebutkan 20 jenis.

Jenis Singkong

Sebagai salah satu makanan pokok di Indonesia setelah beras dan jagung, singkong termasuk yang paling mudah dicari. Karena terdapat berbagai jenis singkong yang beraneka ragam. Nah, berikut ini ulasan seputar 10 jenis singkong yang bisa ditemukan di Indonesia.

1. Singkong Mukibat

Nama singkong mukibat didapatkan dari nama seorang petani yang bernama Mukibat. Pada tahun 1903-1966, singkong mukibat dibudidayakan oleh Bapak Mukibat yang berasal dari Ngadiwulih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Singkong Gajah, sumber Makassar Terkini
Singkong Gajah, sumber Makassar Terkini

Singkong mukibat adalah hasil okulasi dari batang bawah ubi kayu dan ubi kayu karet. Singkong ini memiliki ukuran 3-6 kali lebih tinggi dari singkong biasa. Rasa singkong mukibat cenderung pahit dan biasanya diambil kandungan patinya untuk bahan bieotanol.

2. Singkong Manggu

Singkong jenis ini berasal Jawa Barat. Ciri-cirinya yaitu berukuran kecil dengan hasil panen 75-100 ton/hektar, memiliki diameter batang 4-5 cm. Dapat dikonsumsi karena mempunyai rasa yang enak, manis dan bisa diolah menjadi aneka macam makanan seperti Brownis Singkong, Keripik Singkong, Getuk, Gaplek, Opak, Gorengan Combro/Misro, Tape, Singkong Goreng, Singkong Bakar, Singkong Rebus, Kerupuk Kulit Singkong, hingga tepung Mocaf.

Singkong jenis ini bebas racun, mudah ditanam, mudah dikupas, dagingnya empuk dan renyah serta kadar patinya tinggi. Waktu pemanenan yaitu sejak umur 7 bulan dengan hasil rata-rata 5-7 kg umbi per batang.

3. Singkong Gajah

Jika singkong pada umumnya menghasilkan berat 5-8 kilogram, berbeda dengan singkong gajah yang bisa memiliki bobot hingga 50 kilogram. Singkong ini memiliki ciri-ciri khusus, seperti daun mudanya berwarna ungu kemerahan. Selain itu, tunas pucuk dari batang utama akan bercabang tiga saat sudah tumbuh di bulan keempat. Umumnya singkong gajah banyak digunakan untuk tepung dan industri bioetanol.

4. Singkong Mentega

Singkong jenis ini mempunyai ciri-ciri, yaitu teksturnya lebih kenyal dan legit serta warna yang kuning. Hal ini menyebabkab hasil masakan yang dibuat dengan singkong ini mempunyai warna yang cantik dan menggugah selera. Singkong ini bisa diolah menjadi beragam makanan misalnya Cake Singkong, Pizza Singkong hingga Kue Mata Roda, Tape Singkong. Waktu pemanenan yaitu saat berumur 13 bulan.

5. Singkong Emas

Meskipun namanya singkong emas, singkong ini bukan berarti memiliki warna emas. Disebut demikian karena singkong ini bisa menghasilkan keuntungan yang fantastis! Singkong ini berasal dari Bengkulu dan merupakan hasil dari perkawinan singkong Thailand dan singkong karet lokal.

Dengan masa panen yang cepat yang hanya sekitar 7 bulanan dan ditanam dalam lahan seluas 1 hektar, tanaman ini bisa menghasilkan ratusan ton singkong. Biasanya singkong emas diolah menjadi tepung, bahan jamu, minyak kompor, dan pakan ternak.

Singkong Emas, sumber : Artisanal Bistro
Singkong Emas, sumber : Artisanal Bistro

6. Singkong Putih

Bagi kamu yang ingin membuat kolak singkong atau sup singkong, maka gunakan singkong putih sebagai bahan dasarnya. Sesuai dengan namanya, singkong ini memiliki warna daging yang putih namun bertekstur keras. Oleh karena itu, singkong putih lebih cocok digunakan untuk beragam makanan yang dikukus atau direbus. Umumnya singkong putih menghasilkan 2-3 kilogram per batangnya dan memiliki masa panen selama 9 bulan.

7. Singkong Darul Hidayah

Singkong darul hidayah bisa dikatakan sebagai singkong raksasa karena per batangnya dapat menghasilkan bobot umbi 10 kali lipat dari singkong biasa. Ini merupakan ubi lokal dari daerah Darul Hidayah yang dikembangkan dari biji hasil okulasi antara ubi kayu lokal sebagai batang atas (Scion) dengan ubi kayu karet sebagai batang bawah (stock).

Tinggi tanaman mencapai 3,65 meter, dengan batang yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang sudah tua berwarna. Bentuk daun menjari agak ramping. Tajuknya bercabang sangat ekstensif hingga cabang keempat. Warna pucuk daun hijau agak kekuningan, warna tangkai daun tua merah dan memiliki ‘kulit ari batang’ tipis mudah mengelupas (tidak tahan disimpan lama).

Kulit umbi berwarna putih kecoklatan di bagian luarnya dan merah jambu pada bagian dalamnya, sedangkan warna daging umbinya putih dengan tekstur daging umbi padat dan berbentuk memanjang. Memiliki kualitas rebus baik, rasa yang kenyal seperti ketan sehingga cocok untuk pembuatan keripik. Setiap satu hektare lahan bisa menghasilkan ubi kayu hingga 100 ton. Potensi hasilnya yaitu bisa sampai dengan 200 ton/ha umbi basah, dan bisa mencapai 102,10 ton/ha umbi segar. Umur panen 8 sampai dengan 12 bulan.

8. Cimanggu Super

Sesuai dengan namanya, singkong ini berasal dari daerah Cimanggu, Jawa Barat. Singkong Cimanggu super umumnya memiliki diameter batang sekitar 4-5 cm. Singkong ini memiliki keistimewaan tersendiri, yaitu memiliki rasa yang manis, tekstur daging yang lembut dan renyah, tidak mengandung racun, dan memiliki kandungan pati yang tinggi.

Singkong ini memiliki masa panen selama 8-10 bulan. Singkong Cimanggu super memiliki warna kulit batang yang kecokelatan dan batang dalamnya berwarna putih kecokelatan. Singkong ini bisa diolah menjadi tepung, tape, keripik, bahan baku bioethanol, brownies, sirup, dan lain-lain.

Singkong Cimanggu, sumber Cook With Sela
Singkong Cimanggu, sumber Cook With Sela

9. Adira 1

Adira 1 adalah jenis singkong unggulan yang sudah ada sejak tahun 1986. Warna daging singkong ini adalah kuning dan kulitnya berwarna cokelat seperti singkong pada umumnya. Singkong adira 1 mengandung kadar tepung sebanyak 45 persen.

Rasanya yang manis membuat singkong ini dapat diolah menjadi berbagai makanan. Masa panen singkong ini sekitar 7 – 10 bulan. Hal istimewa dari singkong adira 1 adalah tahan terhadap hama, seperti tungau merah dan bakteri hawar daun.

10. Adira 2

Singkong adira 2 sedikit lebih unik dari adira 1 karena singkong ini memiliki warna ungu muda pada daging bagian dalam dan kulitnya putih dan cokelat. Singkong ini banyak digunakan untuk bahan industri tepung tapioka dan memiliki rasa yang pahit.

Singkong adira 2 tidak baik dikonsumsi segar karena mengandung HCN yang tinggi. Kandungan tersebut bisa menyebabkan keracunan pada manusia maupun pada hewan. Singkong ini memiliki masa panen selama 8-12 bulan serta tahan terhadap tungau merah dan penyakit layu.

Itu dia jenis singkong yang biasanya sering ditemukan. Beberapa diantaranya memang hasil dari rekayasa teknologi pertanian. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk Anda dan terus nantikan informasi lainnya dari pabrik tepung tapioka.