Ada berbagai jenis jenang makanan khas Jawa yang memiliki cita rasa yang luar biasa. Jenang sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan dari zaman Hindu-Budha. Meskipun termasuk makanan tradisional, namun hingga saat ini jenang masih populer. Tidak hanya orang-orang yang sudah tua saja yang suka jenang, tapi dari berbagai usiapun juga senang makanan ini.
Biasanya jenang makanan khas Jawa yang satu ini, digunakan untuk berbagai acara. Misalnya saja acara pernikahan, syukuran ibu hamil, lahirnya bayi, dan berbagai acara penting lainnya. Umumnya penyebutan jenang berasal dari orang-orang yang tinggal di Jawa Tengah. Kebanyakan jenang terbuat dari tepung beras atau tepung ketan.
Sejak zaman Walisongo, masyarakat percaya bahwa jenang memiliki simbol yang bermakna. Mulai dari rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa hingga digunakan sebagai penolak bala. Untuk masyarakat Jawa, hampir semua kegiatan yang berhubungan dengan acara syukuran akan menghadirkan jenang sebagai salah satu menu makanannya.
Di beberapa wilayah, jenang juga dikenal dengan sebutan bubur. Bahkan ada juga yang menyebutnya dodol. Meskipun terbuat dari bahan tepung beras atau tepung ketan, setiap jenis jenang akan menghasilkan cita rasa yang berbeda-beda. Itulah sebabnya banyak yang tertarik untuk mencoba berbagai jenis jenang makanan khas Jawa ini.

Macam-Macam Jenang Khas Jawa
Ada berbagai jenis jenang makanan khas Jawa yang bisa Anda rasakan kenikmatannya. Tidak hanya pada saat acara penting saja, namun Anda bisa tetap merasakan beberapa jenang yang mudah dijumpai di pasar. Ada banyak pedagang yang menjual berbagai macam jenang tanpa harus menunggu acara tertentu, berikut beberapa jenis jenang yang perlu Anda ketahui.
Jenang Sumsum
Jenis jenang yang pertama yaitu jenang sumsum. Jenang ini dapat dengan mudah Anda temui di pasaran. Untuk beberapa orang biasanya juga menyebut jenang ini sebagai bubur sumsum. Jenang sumsum terbuat dari bahan utama tepung beras yang dimasak dengan santal. Hasil jadinya akan membuat tekstur dari jenang ini lebih halus dan lembut.
Jenang sumsum umumnya disajikan dengan guyuran toping gula merah sebagai kuahnya. Adanya toping gula merah tersebut membuat jenang sumsum lebih nikmat ketika disantap. Jenang sumsum diyakini oleh masyarakat sebagai simbol dari kebersihan hati, karena warnanya yang putih. Biasanya jenang ini akan dihadirkan pada acara penting seperti pernikahan.

Jenang Grendul
Bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang grendul adalah tepung ketan. Nantinya tepung ketan akan dicampur dengan berbagai bahan lain termasuk gula merah. Maka tidak heran jika warna dari jenang ini kecoklatan. Jenang grendul ini juga dapat dengan mudah Anda temukan, jenang ini biasa juga disebut dengan jenang candil.
Jenang grendul memiliki tekstur yang lembut dan terdapat bola-bola kecil di dalamnya, jenang ini akan disantap dengan tambahan kuah santan sebagai pelengkapnya. Orang-orang meyakini bahwa jenang grendul memiliki simbol harmonis bagi kehidupan.

Jenang Sengkolo
Selain jenang sengkolo, masyarakat juga sering menyebutnya dengan istilah jenang merah putih. Jenang ini terbuat dari beras yang dimasak dengan campuran santan dan gula merah. Sehingga menghasilkan dua warna, merah (kecoklatan) dan putih. Jenang ini diyakini oleh masyarakat sebagai simbol untuk menolak bala (musibah).

Jenang Gempol
Jenang gempol berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis jenang yang satu ini terbuat dari bahan dasar tepung beras. Jenang gempol memiliki cita rasa yang nikmat yakni campuran dari rasa gurih dan manis. Bentuk bulat-bulat seperti bola itulah yang dinamakan gempol. Jenang ini akan lebih nikmat bila disantap dengah kuah santan.

Jenang Mutiara
Hampir setiap orang pasti sudah tau dengan jenang yang satu ini, memiliki warna merah muda yang cantik dan berbentuk bulatan kecil. Bahan dasar pembuatan jenang mutiara adalah sagu. Mutiara sagu akan direbus hingga teksturnya berubah menjadi kenyal dan lengket. Setelah itu Anda bisa menikmati jenang mutiara dengan topping kuah santan.
Selain dibuat untuk jenang, sagu mutiara ini juga bisa dijadikan sebagai bahan pelengkap lainnya. Misalnya saja bahan pelengkap minuman serta pembuatan kue. Sehingga tidak heran Anda akan menjumpai bulatan kecil ini diberbagai jenis minuman.

Jenang Ketan Hitam
Jenis jenang makanan khas Jawa selanjutnya adalah ketan hitam. Jenang ketan hitam ini terbuat dari bahan dasar beras ketan hitam. Biasanya orang-orang juga sering memanggilnya dengan sebutan bubur ketan hitam. Jenang ini akan disantap dengan tambahan kuah santan, yang membuatnya lebih nikmat.
Jenang ketan hitam ini juga masih bisa dengan mudah dijumpai hingga saat ini. Karena masih banyak pedagang yang memesarkan jenang hitam di pasaran. Bahkan jenang khas Jawa yang satu ini bisa dijadikan juga sebagai salah satu ide bisnis online yang menguntungkan.

Jenang Bekatul
Jenang bekatul terbuat dari bahan dasar kulit ari beras. Bekatul atau dedak biasanya digunakan sebagai bahan makanan untuk ternak. Walaupun seperti itu jenang bekatul ini dapat diolah sebagai jenang dan memiliki cita rasa yang nikmat loh. Apalagi jenang bekatul diyakini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

Ada tambahan informasi untuk Anda yang ingin membuka usaha kuliner dan membutuhkan tepung tapioka, maka Anda bisa menghubungi distributor tapioka untuk memesannya. Jika Anda membelinya langsung ke distributornya, tidak perlu ragu dan khawatir. Karena tepung tapioka Anda akan lebih terjamin kualitasnya.
PT Melati Putra Jaya merupakan pabrik tepung tapioka yang berlokasi di Kabupaten Pati dan sudah ada sejak tahun 2011. Kami siap melayani Anda dengan sepenuh hati mengenai kebutuhan tapioka yang Anda perlukan. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kontak kami yang telah tersedia di laman website Melati Putra Jaya.
Terima kasih telah berkenan membaca informasi mengenai berbagai jenis jenang makanan khas Jawa. Ikuti informasi dari kami seputar macam tepung pembuat kue dan informasi lainnya. Nantikan artikel menarik kami selanjutnya ya, sampai jumpa!