Ubi singkong adalah salah satu makanan yang essential di Indonesia. Bahan makanan utama yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi yang berasal dari beras. Setelah nasi dan jagung, ubi singkong adalah yang juga paling banyak dikonsumsi sebagai makanan pokok. Sebenarnya apa itu ubi singkong dan bagaimana manfaatnya sebagai makanan utama untuk manusia?
Sebenarnya singkong adalah tumbuhan yang banyak di daerah tropis dan sub tropis. Bahan makanan ini dipercaya sebagai sumber energi sejak zaman dahulu. Lantas, seberapa besar energi yang didapat dari mengkonsumsi singkong? Adakah nutrisi lainnya yang juga bermanfaat?
Sejarah Singkong di Indonesia
Ubi Singkong juga disebut sebagai Ubi Kayu dan Ketela Pohon ternyata diperkenalkan di Indonesia saat masa penjajahan di masa lalu. Singkong dipercaya berasal dari daerah di Amerika Selatan dan dibudidayakan. Budidaya ketela pohon ini sempat menjadi salah satu bagian yang berpengaruh dalam perekonomian di dunia.
Dilansir dari situs wikipedia, ada banyak sejarawan yang menulis tentang sejarah Ketela Pohon ini di Indonesia. Tanaman ini ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 dari Brasil. Setelah itu barulah dikonsumsi dan tersebar ke berbagai tempat.
Menurut Haryono Rinardi dalam Politik Singkong Zaman Kolonial, singkong masuk ke Indonesia dibawa oleh Portugis ke Maluku sekitar abad ke-16. Tanaman ini dapat dipanen sesuai kebutuhan. “Sifat itulah yang menyebabkan tanaman ubi kayu sering kali disebut sebagai gudang persediaan di bawah tanah,” tulis Haryono.
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke Pulau Jawa. Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di Jawa Timur pada 1852. Namun hingga 1876, sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di Trenggalek, dalam buku De Zoete Cassave (Jatropha janipha) yang terbit 1875, singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ditanam besar-besaran di bagian lain.
Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia.
Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik tepung tapioka. Seperti dalam buku Handbook of the Netherlands East Indies, pada tahun 1928 tercatat 21,9% produksi tapioka diekspor ke Amerika Serikat, 16,7% ke Inggris, 8,4% ke Jepang, lalu 7% dikirim ke Belanda, Jerman, Belgia, Denmark dan Norwegia. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku lem dan permen karet, industri tekstil dan furniture.
Sampeu dan Singkong adalah nama lokal di kawasan Jawa Barat untuk tanaman ini. Nama “ubi kayu” dan “ketela pohon” dipakai dalam bahasa Melayu secara luas. Nama “ketela” secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis “castilla” (dibaca “kastiya”), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan Castilla (Spanyol).
Nutrisi Singkong
Sebagai salah satu makanan yang menjadi sumber tenaga untuk tubuh manusia, tentu saja Ubi Singkong kaya akan nutrisi yang sehat. Namun satu bahan makan tentu saja tidak selalu cukup jika untuk keseimbangan nutrisi. Lantas, apa saja nutrisi didalam ketela pohon ini?
Kandungan gizi singkong per 100 gram meliputi Air 62,50 gram, Fosfor 40,00 gram, Karbohidrat 34,00 gram, Kalsium 33,00 miligram, Vitamin C 30,00 miligram, Protein 1,20 gram, Besi 0,70 miligram, Lemak 0,30 gram, Vitamin B1 0,01 miligram. Sedangkan menurut satuan energi yaitu kalori, setiap 100 gram singkong dapat menghasilkan Kalori 121 kal.
Berdasarkan data nutrisi tersebut terlihat bahwa agar seimbang, protein memang perlu ditambahkan. Karena dalam singkong jumlah protein masih terlalu kecil. Selain itu, bagi siapa saja yang tidak membutuhkan energi yang besar sehari-harinya, menjadikan singkong sebagai makanan utama juga perlu diperhitungkan lagi.
Kegunaan Singkong
Sebagaimana yang telah disebutkan tadi, pernah di suatu masa yang lalu hasil perkebunan Ubi Singkong di Indonesia di ekpsor ke luar negeri. Di sana Ketela Pohon ini dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan lem dan untuk industri tekstil. Pada waktu itu pemanfaatannya belum merambah ke kuliner. Bagaimana jika di Indonesia?
Di Indonesia singkong hampir menjadi bahan baku untuk berbagai macam kuliner khas terutama seputar kue tradisional. Pemanfaatan untuk menjadi bahan kue ini dengan cara mengolah singkong untuk terlebih dahulu dijadikan tepung. Tepung hasil dari pengolahan singkong ini sering disebut sebagai tepung tapioka.
Bagi penderita penyakit seperti alergi terhadap gluten atau bagi orang yang sedang mengurangi konsumsi gula bagi tubuhnya, singkong juga bisa menjadi alternatif yang tepat. Pada tumbuhan ini tidak terdapat kadar gluten sebagaimana pada gandum dan kandungan gulanya juga sangat rendah. Tepung tapioka juga dijadikan alternatif untuk menggantikan fungsi tepung maizena sebagai pengental masakan.
Nah, itu dia berbagai informasi seputar singkong yang bisa Anda jadikan referensi. Tentu saja masih terdapat banyak informasi menarik lainnya seputar tumbuhan yang satu ini. Simak terus ulasan dan artikel seputar tapioka di halaman melati putra jaya.